Senin, 13 Juni 2016

HUDZAIFAH IBNUL YAMAN



    Nama lengkapnya Hudzaifah bin Hasl ibnu Jabin bin Al-Abasi, biasa dipanggil Abu Abdillah. Al-Yaman adalah julukan yang diberikan kepadanya.
    Hudzaifah pernah mengatakan,”Orang-orang bertanya kepada Nabi tentang hal-hal baik, sedangkan aku bertanya kepada beliau mengenai hal-hal yang buruk, karena aku khawatir terjerumus kedalamnya”.
   Dalam perang Al-Azhab, Rasulullah SAW menunjuknya sebagai inteligen (mata-mata) untuk memata-matai pasukan kafir Quraisy. Ia menyusup ke barakbarak pasukan Quraisy di tengah kegelapan malam. Angin berhembus kencang sehingga semua lampu penerangan mendadak padam. Abu Sufyan, panglima pasukan Quraisy, menginstruksikan kepada pasukannya agar masing-masing pasukan mencermati siapa yang berada disampingnya. Saat itu, Hudzaifah adalah orang yang paling pertama menanyakan orang yang berada disampingnya. Akhirnya misinya berhasil dan merasa lega karena pasukan Quraisy akan segera hengkang
     Umar bin Khattab pernah menugaskannya menjadi gubernur wilayah al-Madain.
     Hudzaifah adalah inteligen Nabi yang ditugaskan untuk memata-matai perihal orang-orang munafik. Tugas ini tidak diketahui oleh seorang pun selain Beliau.
     Ketika ada seseorang yang meninggal, Umar selalu menanyakan Hudzaifah. Bila Hudzaifah menghadiri shalat jenazahnya, maka Umar langsung menshalatkan jenazah tersebut. Jika tidak, Umar tidak menshalatkannya.
     Ia pernah menjabat sebagai wakil panglima Nu’man bin Muqrin dalam perang Nahrawand. Ia mengambil alih setelah Nu’man gugur sampai akhirnya kemenangan dapat diraih tahun 22 H. Ia juga berhasil membebaskan kota Sanadan, Hamadan, dan Ray.
     Ia memilih Kufah sebagai ibu kota baru bagi kaum muslimin yang berada di wilayah Persia dan Irak.
     Ketika ia meninggal, ia mengatakan, “Selamat datang maut, kekasih yang datang karena Rindu. Aku tidak menyesali kedatanganmu,” Ia meninggal tahun 36 H.
     Ia meriwayatkan 225 hadist dari Nabi.



Referensi: Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, penerbit:Pustaka AL-KAUTSAR, 2003, Jakarta Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar