Nama lengkapnya Mu’awiyah bin Abu Sufyan
bin Harb bin Umayyah bin Abd Syams bin Abd Manaf. Ia lahir di Makkah tahu 20
sebelum hijrah. Ayahnya adalah Abu Sufyan dan ibunya adalah Hindun binti Utbah.
Ia adalah sosok yang terkenal fasih,
penyabar, berwibawa, cerdas, cerdik, badannya tinggi besar, dan kulitnta putih.
Ia masuk Islam pada saat penanda tanganan
perjanjian Hudaibiyah tahun 6 H, tapi ia menyembunyikan keislamannya. Ia ikut
perang Hunaian bersama Rasulullah. Beliau memberikannya 100 ekor onta dan 40
uqiyah (1 uqiyah=29,75 gram emas) dari hasil rampasan perang.
Mu’awiyah adalah seorang juru tulis
Al-Qur’an, ia selalu berada digaris depan saat pertempuran, ia pernah berhasil
membebaskan kota ‘Arqah, Jubail, dan Beriut.
Umar bin Khattab pernah menugaskannya
sebagai gubernur Jordania.
Pasca terbunuhnya Usman bin Affan, ia
menuntut balas atas pembunuhan tersebut. Ia menuduh Ali bin Abi Thalib berada
dibalik pembunuhan Utsman. Setelah itu, Ali mencopot jabatannya sebagai
gubernur. Tapi Mu’awiyah menolak. Ia tetap mempertahankan kekuasaannya dan
menolak membai’at Ali sebagai Khalifah. Ia memerangi Ali di Shiffin. Pada
akhirnya Mu’awiyah menjalankan pemerintahannya di Syam dan Ali di Irak.
Setelah Ali terbunuh, Hasan bin Ali
dibai’at sebagai khalifah. Namun Hasan menyerahkannya kepada Mu’awiyah.
Karenanya, pada tahun 41 H disebut dengan tahun al-jama’ah (tahun rekonsiliasi
umat Islam).
Kemudian Mu’awiyah tinggal di Syam sebagai
gubernur selama 20 tahun. Wilayah-wilayah yang berhasil dibebaskannya
terbentang sampai Samudera Atlantik, benua Afrika, pulau-pulau Yunani, dan
Dardanil.
Ia adalah muslim pertama yang mengarungi
laut Romawi untuk tujuan perang. Ia juga khalifah pertama yang menjadikan kota
Damaskus sebagai pusat pemerintahan, mendirikan istana-istana khalifah,
mengangkat pengawal khalifah dan istana, dan membuat tempat iamam di masjid. Ia
adalah khalifah pertama yang berkhutbah diatas mimbar.
Pada masa pemerintahannya, mata uang dinar
dicetak dengan cap orang badui yang sedang menghunus pedangnya.
Ia meriwayatkan 130 hadits dari Nabi.
Sebelum meninggal, ia berwasiat agar jenazahnya dikafani dengan gamis yang
pernah diberikan Rasulullah kepadanya.
Ia meninggal di Damaskus 60 H.
Referensi: Syaikh
Muhammad Sa’id Mursi, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, penerbit:Pustaka
AL-KAUTSAR, 2003, Jakarta Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar