Senin, 13 Juni 2016

MU’AWIYAH BIN ABI SUFYAN



     Nama lengkapnya Mu’awiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abd Syams bin Abd Manaf. Ia lahir di Makkah tahu 20 sebelum hijrah. Ayahnya adalah Abu Sufyan dan ibunya adalah Hindun binti Utbah.
     Ia adalah sosok yang terkenal fasih, penyabar, berwibawa, cerdas, cerdik, badannya tinggi besar, dan kulitnta putih.
     Ia masuk Islam pada saat penanda tanganan perjanjian Hudaibiyah tahun 6 H, tapi ia menyembunyikan keislamannya. Ia ikut perang Hunaian bersama Rasulullah. Beliau memberikannya 100 ekor onta dan 40 uqiyah (1 uqiyah=29,75 gram emas) dari hasil rampasan perang.
     Mu’awiyah adalah seorang juru tulis Al-Qur’an, ia selalu berada digaris depan saat pertempuran, ia pernah berhasil membebaskan kota ‘Arqah, Jubail, dan Beriut.
     Umar bin Khattab pernah menugaskannya sebagai gubernur Jordania.


     Pasca terbunuhnya Usman bin Affan, ia menuntut balas atas pembunuhan tersebut. Ia menuduh Ali bin Abi Thalib berada dibalik pembunuhan Utsman. Setelah itu, Ali mencopot jabatannya sebagai gubernur. Tapi Mu’awiyah menolak. Ia tetap mempertahankan kekuasaannya dan menolak membai’at Ali sebagai Khalifah. Ia memerangi Ali di Shiffin. Pada akhirnya Mu’awiyah menjalankan pemerintahannya di Syam dan Ali di Irak.
     Setelah Ali terbunuh, Hasan bin Ali dibai’at sebagai khalifah. Namun Hasan menyerahkannya kepada Mu’awiyah. Karenanya, pada tahun 41 H disebut dengan tahun al-jama’ah (tahun rekonsiliasi umat Islam).
     Kemudian Mu’awiyah tinggal di Syam sebagai gubernur selama 20 tahun. Wilayah-wilayah yang berhasil dibebaskannya terbentang sampai Samudera Atlantik, benua Afrika, pulau-pulau Yunani, dan Dardanil.
     Ia adalah muslim pertama yang mengarungi laut Romawi untuk tujuan perang. Ia juga khalifah pertama yang menjadikan kota Damaskus sebagai pusat pemerintahan, mendirikan istana-istana khalifah, mengangkat pengawal khalifah dan istana, dan membuat tempat iamam di masjid. Ia adalah khalifah pertama yang berkhutbah diatas mimbar.
     Pada masa pemerintahannya, mata uang dinar dicetak dengan cap orang badui yang sedang menghunus pedangnya.
     Ia meriwayatkan 130 hadits dari Nabi. Sebelum meninggal, ia berwasiat agar jenazahnya dikafani dengan gamis yang pernah diberikan Rasulullah kepadanya.
     Ia meninggal di Damaskus 60 H.

Referensi: Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, penerbit:Pustaka AL-KAUTSAR, 2003, Jakarta Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar